PERHATIKAN INI SEBELUM MENUNTUT ILMU KENALI TANDA-TANDA ILMU YANG BERMANFAAT
PERHATIKAN
INI SEBELUM MENUNTUT ILMU KENALI TANDA-TANDA ILMU YANG BERMANFAAT
Oleh
Ustadz
Kasrim,A.Md,SE,M.TrU,MM
Ilmu yang bermanfaat dapat diketahui dengan melihat kepada
pemilik ilmu tersebut. Di antara tandatandanya adalah:
1.
Orang yang bermanfaat ilmunya tidak peduli terhadap
keadaan dan kedudukan dirinya serta hati mereka membenci pujian dari manusia,
tidak menganggap dirinya suci, dan tidak sombong terhadap orang lain dengan
ilmu yang dimilikinya.
Imam al-Hasan al-Bashri (wafat th. 110 H) rahimahullaah
mengatakan, “Orang yang faqih hanyalah orang yang zuhud terhadap dunia, sangat
mengharapkan kehidupan akhirat, mengetahui agamanya, dan rajin dalam
beribadah.” Dalam riwayat lain beliau berkata, “Ia tidak iri terhadap orang yang
berada di atasnya, tidak sombong terhadap orang yang berada di bawahnya, dan
tidak mengambil imbalan dari ilmu yang telah Allah Ta’ala ajarkan kepadanya.”
[1]
2.
Pemilik ilmu yang bermanfaat, apabila ilmunya
bertambah, bertambah pula sikap tawadhu’, rasa takut, kehinaan, dan
ketundukannya di hadapan Allah Ta’ala.
3.
Ilmu yang bermanfaat mengajak pemiliknya lari dari
dunia. Yang paling besar adalah kedudukan, ketenaran, dan pujian. Menjauhi hal
itu dan bersungguh-sungguh dalam menjauhkannya, maka hal itu adalah tanda ilmu
yang bermanfaat.
4.
Pemilik ilmu ini tidak mengaku-ngaku memiliki ilmu dan
tidak berbangga dengannya terhadap seorang pun. Ia tidak menisbatkan kebodohan
kepada seorang pun, kecuali seseorang yang jelasjelas menyalahi Sunnah dan
Ahlus Sunnah. Ia marah kepadanya karena Allah Ta’ala semata, bukan karena
pribadinya, tidak pula bermaksud meninggikan kedudukan dirinya sendiri di atas
seorang pun. [2]
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah (wafat th. 728 H)
rahimahullaah membagi ilmu yang bermanfaat ini yang merupakan tiang dan asas
dari hikmah- menjadi tiga bagian. Beliau rahimahullaah berkata, “Ilmu yang
terpuji, yang ditunjukkan oleh Al-Kitab dan As-Sunnah adalah ilmu yang
diwariskan dari para Nabi, sebagaimana disabdakan Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallam.
ن ْ مَ فَ مَ لْعِ وا الْ ثُ رَ ا و َمَ نَِّإا وَ مً ھَ رْ دِ لاَ ا وَ
ارً نَيْوا دِ ثُ رِ يَ مْ لَ
اءِ يَبِ نَْلأ اْ ة ُثَرَ وَ ُھم ْاء َم
َُعلَ ال ْن َِّإ ظ ٍّحَ بِ ذَ خَ هُ أَذَ خَ أَ ر ٍ ِافوَ .
“Sesungguhnya para ulama adalah pewaris para Nabi, dan
mereka tidak mewariskan dinar dan tidak pula dirham. Mereka hanyalah mewariskan
ilmu. Siapa yang mengambilnya, maka ia telah mengambil bagian yang banyak.” [3]
Ilmu Ini Ada
Tiga Macam:
1. Ilmu
tentang Allah, Nama-Nama, dan sifat-sifat-Nya serta hal-hal yang berkaitan
dengannya.
Contohnya
adalah sebagaimana Allah menurunkan surat al-Ikhlaash, ayat Kursi, dan
sebagainya.
2. Ilmu
mengenai berita dari Allah tentang hal-hal yang telah terjadi dan akan terjadi
di masa datang serta yang sedang terjadi. Contohnya adalah Allah menurunkan
ayat-ayat tentang kisah, janji, ancaman, sifat Surga, sifat Neraka, dan
sebagainya.
3. Ilmu
mengenai perintah Allah yang berkaitan dengan hati dan perbuatan-perbuatan
anggota tubuh, seperti beriman kepada Allah, ilmu pengetahuan tentang hati dan
kondisinya, serta perkataan dan perbuatan anggota badan. Dan hal ini masuk di
dalamnya ilmu tentang dasar-dasar keimanan dan tentang kaidah-kaidah Islam dan
masuk di dalamnya ilmu yang membahas tentang perkataan dan perbuatan-perbuatan
yang jelas, seperti ilmu-ilmu fiqih yang membahas tentang hukum amal perbuatan.
Dan hal itu merupakan bagian dari ilmu agama. [4]
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah (wafat th. 728 H)
rahimahullaah juga berkata, “Telah berkata Yahya bin ‘Ammar (wafat th. 422 H),
‘Ilmu itu ada lima:
1. Ilmu yang
merupakan kehidupan bagi agama, yaitu ilmu tauhid
2. Ilmu yang
merupakan santapan agama, yaitu ilmu tentang mempelajari makna-makna Al-Qur-an
dan hadits
3. Ilmu yang
merupakan obat agama, yaitu ilmu fatwa. Apabila suatu musibah (malapetaka)
datang kepada seorang hamba, ia membutuhkan orang yang mampu menyembuhkannya
dari musibah itu, sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Mas’ud radhiyallaahu ‘anhu
4. Ilmu yang
merupakan penyakit agama, yaitu ilmu kalam dan bid’ah, dan
5. Ilmu yang
merupakan kebinasaan bagi agama, yaitu ilmu sihir dan yang sepertinya.’” [5]
[Disalin dari
buku Menuntut Ilmu Jalan Menuju Surga “Panduan Menuntut Ilmu”, Penulis Yazid
bin
Abdul Qadir
Jawas, Penerbit Pustaka At-Taqwa, PO BOX 264 – Bogor 16001 Jawa Barat –
Indonesia,
Cetakan Pertama Rabi’uts Tsani 1428H/April 2007M]
_______
Footnote
[1]. Sunan
ad-Darimi (I/89)
[2].
Disarikan dari kitab Fadhlu ‘Ilmi Salaf ‘alal Khalaf (hal. 55-57).
[3]. Hadits shahih: Diriwayatkan
oleh Ahmad (II/252, 325), Abu Dawud (no. 3641), at-Tirmidzi (no. 2682), Ibnu
Majah (no. 223), dan Ibnu Hibban (no. 80-Mawaarid), ini lafazh Ahmad, dari
Shahabat Abu Darda’ radhiyallaahu ‘anhu.
[4]. Majmu’ Fataawaa, Syaikhul
Islam Ibnu Taimiyyah (XI/396,397 dengan sedikit perubahan). Lihat kitab
Muqawwimaat ad-Daa’iyah an-Naajih, hal. 18, karya Dr. Sa’id bin ‘Ali bin Wahf
al-Qahthani.
[5]. Majmuu’
Fataawaa, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah (X/145-146) dan Siyar A’laamin Nubalaa’
#
PERHATIKAN INI SEBELUM MENUNTUT ILMU KENALI TANDA-TANDA ILMU YANG BERMANFAAT
#ILMU YANG BERMANFAAT#ILMU
Komentar
Posting Komentar