ILMU PENCIPTAAN ALAM SEMESTA BERDASARKAN AL-QUR’AN DAN ASTRONOMI
(((KASRIM )))
Abstraksi
PENDAHULUAN
Latar Belakang
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjx5nGG4B39fDnzOpIzH6K_bwT8UpCb3PpKClAvJRjhCr9IMaD7F-RPZBpgNyPrDSfaSLPgPmhdDqWhk-habEbQgqS2RKlW98wuhSWgQuivn6htT-cu_nq2EOotZcgg97Wyf2hrKdtvebT2/s200/Solar+System.jpg)
Rasa ingin tahu ini juga yang akhirnya melahirkan berbagai teori yang beragam tentang penciptaan alam semesta.
Kaum filsafat materalis muncul dengan
teorinya yang menentang adanya peristiwa penciptaan (alam seemesta telah
ada tanpa diciptakan).Juga lahir teori yang menjelaskan bahwa alam
semesta ini berasal dari sebuah ketiadaan yang kemudian ada secara
tiba-tiba, hingga terbentuklah ruang dan waktu.
Keragaman teori yang lahir
ini didasarkan karena mereka lebih suka mengeluarkan pendapat
berdasarkan pemikiran mereka, serta hanya bersumber pada buku sains
saja, tanpa melibatkan kuasa Allah SWT didalamnya. Padahal, Allah SWT telah memberikan tanda-tanda kebesaran-Nya didalam Al-Qur’an.
Hal inilah yang menarik bagi penulis untuk mengankat judul “Penciptaan Alam Semesta Menurut Ilmu Astronomi dan Al-Qur’an”. Disini, penulis ingin mengungkapkan adanya kecocokan antara pemahaman sains dan penafsiran Al-Qur’an sebagai isyarat Allah dalam hal menunjukan akan kebenaran Al-Qur’an, yang bersamaan dengan itu Al-Qur’an merupakan sumber kebenaran yang mutlak khususnya dalam hal penciptaan alam semesta.
TINJAUAN TEORITIS
Asal-Usul Penciptaan Alam Semesta Berdasarkan Perspektif Al-Qur’an
Penciptaan menurut kamus besar Bahasa Indonesia berarti proses, cara, perbuatan menciptakan.
Para ilmuwan diseluruh dunia saat ini telah sepakat bahwa alam semesta ini terjadi dari tiada secara kebetulan dan menimbulkan dentuman besar. Ke-tiada-an (berasal dari tidak ada) adalah menunjukan akan adanya penciptaan (diciptakan).
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgAZs0stkcCeL70zujXtrwbkVYOLND2XgBh1EJRd9w9f2GyCMbnh-N9y4TSkgsCm735iAZ_TLvK47f2ffkfwDeQC1Is09_yvioGLqW-wS0kFI05JpsrWXoeyPNyUunfPJyJsZXukcK59V_o/s320/9108002.jpeg)
Penciptaan suatu keteraturan sempurna menyusul peristiwa Big Bang sama
sekali bukanlah gejala yang dapat dianggap sebagai peristiwa biasa.
Pikirkanlah tentang kenyataan bahwa beribu-ribu jenis ledakan sering
terjadi di bumi, tetapi tak ada keteraturan yang dihasilkannya. Bahkan
sebaliknya, semua itu mengarah ke akibat yang menghancurkan, merusak,
dan membinasakan. Contohnya, bila bom atom atau bom hidrogen, letusan
gunung berapi, ledakan gas alam, dan ledakan yang terjadi di matahari
diamati, kita dapat melihat bahwa dampak yang ditimbulkannya selalu
membahayakan. Akibat yang bersifat membangun keteraturan atau sesuatu
yang lebih baik tidak pernah diperoleh sebagai akibat dari suatu
ledakan. Akan tetapi, menurut data ilmiah yang diperoleh dengan bantuan
teknologi modern, Big Bang, yang terjadi ribuan tahun lalu,
menyebabkan perubahan dari tiada menjadi ada, bahkan menghadirkan
keberadaan yang sangat teratur dan selaras.
Ayat-ayat yang menjelaskan Allah SWT PenciptaAlam Semesta :
Adapun ayat-ayat yang menjelaskan bahwa Allah SWT-lah yang telah menciptakan alam semesta adalah :
· (Q.S. Al-Sajdah [32] :4 )
اللَّهُ
الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا فِي سِتَّةِ
أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ مَا لَكُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ
وَلِيٍّ وَلَا شَفِيعٍ أَفَلَا تَتَذَكَّرُونَ
Artinya: “Allah-lah
yang telah menciptakan langit dan bumi dan segala yang ada diantara
keduanya dalam waktu enam hari, kemudian dia bersemayam di atas Arsy.
Kamu semua tidak memiliki seorang penolong dan pemberi syafaat pun
selain diri-Nya. Lalu, apakah kamu tidak memperhatikannya ?”(Q.S. Al-Sajdah [32] :4 )
· (Q.S. Al-Kahfi [18] :51 )
مَا أَشْهَدْتُهُمْ خَلْقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَلَا خَلْقَ أَنْفُسِهِمْ وَمَا كُنْتُ مُتَّخِذَ الْمُضِلِّينَ عَضُدًا
Artinya: “aku
tidak menghadirkan mereka (iblis dan anak cucunya) untuk menyaksikan
penciptaan langit dan bumi dan tidak (pula) penciptaan diri mereka
sendiri; dan tidaklah aku mengambil orang-orang yang menyesatkan itu
sebagai penolong.”(Q.S. Al-Kahfi [18] :51 )
· (Q.S. Al-Baqarah [2] :29 )
هُوَ
الَّذِي خَلَقَ لَكُمْ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا ثُمَّ اسْتَوَى إِلَى
السَّمَاءِ فَسَوَّاهُنَّ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
Artinya :“ Dia-lah
Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia
berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. dan
Dia Maha mengetahui segala sesuatu.” (Q.S. Al-Baqarah [2] :29 )
Tafsir Ayat Yang Berhubungan Dengan Penciptaan Langit
· (Q.S. Al-Sajdah [32] :4 )
Ayat ini menerangkan bahwa
Tuhan yang telah menurunkan Alquran kepada Muhammad saw itu adalah Tuhan
Pencipta langit dan bumi dan segala sesuatu yang ada di antara keduanya
dalam enam masa. Yang dimaksud dengan enam masa dalam ayat ini bukanlah
hari (masa) yang dikenal seperti sekarang ini, tetapi adalah hari
sebelum adanya langit dan bumi. Hari pada waktu sekarang ini adalah
setelah adanya langit dan bumi serta telah adanya peredaran bumi
mengelilingi matahari dan sebagainya.
Setelah Allah menciptakan
langit dan bumi, maka Dia pun bersemayam di atas Arasy, sesuai dengan
kekuasaan dan kebesaran-Nya".Allah SWT menegaskan bahwa tidak seorangpun
yang dapat mengurus segala urusannya, menolak bahaya, malapetaka dan
siksa. Dan tidak seorangpun yang dapat memberi syafaat ketika azab
menimpanya, kecuali Allah semata, karena Dialah Yang Maha Kuasa
menentukan segala sesuatu.Kemudian Allah SWT memperingatkan: "Apakah
kamu hai manusia tidak dapat mengambil pelajaran dan memikirkan apa yang
selalu kamu lihat itu? Kenapa kamu masih juga menyembah selain Allah?
(tafsir Depag)
· (Q.S. Al-Kahfi [18] :51 )
Dalam ayat ini Allah SWT
menerangkan kekuasaan-Nya, dan bahwa setan itu tidak berhak untuk
menjadi pembimbing atau pelindung bagi manusia. Setan itu tidak
mempunyai hak sebagai pelindung, tidak hanya disebabkan kejadiannya dari
lidah api saja tetapi juga karena mereka tidak mempunyai saham dalam
menciptakan langit dan bumi ini. Allah SWT menegaskan bahwa iblis dan
setan-setan itu tidak dihadirkan untuk menyaksikan penciptaan langit dan
bumi ini, di kala Allah menciptakannya, bahkan tidak pula penciptaan
dari mereka sendiri, dan tidak pula sebagian mereka menyaksikan
penciptaan sebagian yang lain. Bilamana mereka tidak hadir dalam
penciptaan itu, bagaimana mungkin mereka memberikan pertolongan dalam
penciptaan tersebut. Patutkah setan-setan itu dengan keadaan demikian
dijadikan sekutu Allah? Allah SWT dalam menciptakan langit dan bumi ini
tidak pernah sama sekali menjadikan setan-setan, berhala-berhala,
sembahan-sembahan lainnya sebagai penolong, hanya Dia sendirilah yang
menciptakan alam semesta ini, tanpa pertolongan siapapun. Bilamana
setan-setan itu dan berhala-berhala itu tidak ikut serta dalam
menciptakan itu tentulah mereka tidak patut dijadikan sekutu Allah dalam
peribadatan seseorang hamba Nya. Sebab orang yang ikut disembah yang
ikut pula dalam penciptaan bumi dan langit ini. Sekutu dalam penciptaan,
sekutu pula dalam menerima ibadah. Dan sebaliknya tidak bersekutu dalam
penciptaan, tidak bersekutu pula dalam menerima ibadah. Maka yang
berhak menerima ibadah hanyalah Allah SWT. Allah SWT berfirman :
قُلِ
ادْعُوا الَّذِينَ زَعَمْتُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ لَا يَمْلِكُونَ
مِثْقَالَ ذَرَّةٍ فِي السَّمَاوَاتِ وَلَا فِي الْأَرْضِ وَمَا لَهُمْ
فِيهِمَا مِنْ شِرْكٍ وَمَا لَهُ مِنْهُمْ مِنْ ظَهِيرٍ
Artinya:
Katakanlah: "Serulah mereka yang kamu anggap (sebagai tuhan) selain Allah, mereka tidak memeliki (kekuasaan) seberat zarahpun di langit dan di bumi. Dan mereka tidak mempunyai suatu sahampun dalam (penciptaan) langit dan bumi dan sekali-kali tidak ada di antara mereka yang menjadi pembantu bagi-Nya." (Q.S. Saba: 22) (tafsir Depag)
Katakanlah: "Serulah mereka yang kamu anggap (sebagai tuhan) selain Allah, mereka tidak memeliki (kekuasaan) seberat zarahpun di langit dan di bumi. Dan mereka tidak mempunyai suatu sahampun dalam (penciptaan) langit dan bumi dan sekali-kali tidak ada di antara mereka yang menjadi pembantu bagi-Nya." (Q.S. Saba: 22) (tafsir Depag)
· (Q.S. Al-Baqarah [2] :29 )
(Dia-lah Allah, yang
menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu); sebagai kemuliaan
dari-Nya dan nikmat bagi manusia serta perbekalan hidup dan kemanfaatan
untuk waktu tertentu. (dan Dia berkehendak [menciptakan] langit); lafazh
“Tsummas tawa: (artinya): ‘dan Dia berkehendak (menciptakan)’ ”,
mashdar/kata bendanya adalah istiwa’. Jadi, al-Istiwa’ artinya meninggi
dan naik keatas sesuatu sebagaimana makna firman Allah Ta’ala (dalam
ayat yang lain-red): “Apabila kamu dan orang-orang yang bersamamu telah
berada di atas bahtera itu…”. (Q.S.Al-Mu’minun/23:28). (lalu
dijadikan-Nya); meluruskan (menyempurnakan) penciptaannya (langit)
sehingga tidak bengkok (tidak ada cacat didalamnya-red) [Zub]. (tujuh
langit! Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu); meskipun demikian
Ilmu-Nya mencakup segala sesuatu, Maha Suci Dia Yang tiada ilah dan Rabb
(Yang berhak disembah) selain-Nya. [Ays] (tafsir depag).
Dari ketiga ayat
di atas ini menunjukan bahwa Allah SWT lah dengan segala ke maha
kuasaan-Nya yang telah menciptakan alam semesta, tanpa ada campur
tangan dari siapapun.
ketiga ayat di atas pun sekaligus
menentang pada pernyataan para philosof materalis yang mengatakan bahwa
“alam semesta ini telah ada sejak dulu tanpa ada perubahan apapun dan
akan tetap menjadi seperti ini sampai akhir nanti.” (Harun Yahya).
Selain itu sebuah
versi terbaru yang dipublikasikan lebih luas dari model alam semesta
kuantum diajukan oleh ahli fisika, Stephen Hawking. Dalam bukunya, A Briefer History of Time, Hawking menyatakan bahwa Dentuman Besar tidak harus berarti keberadaan dari ketiadaan. Hawking juga menyatakan bahwa tidak ada batas dalam waktu, tidak ada singularitas Big Bang dengan menyebutnya “No-boundary condition”. Dengan menggunakan keadaan tak berbatas ini (“No-boundary condition”). Alih-alih
“tiada waktu” sebelum Dentuman Besar, Hawking mengajukan konsep “waktu
imajiner”. Menurut Hawking, hanya ada selang waktu imajiner 1043 detik
sebelum Dentuman Besar terjadi dan waktu “nyata” terbentuk setelah itu.
Harapan Hawking hanyalah untuk mengabaikan kenyataan “ketiadaan waktu” (timelessness) sebelum Dentuman Besar dengan gagasan waktu “imajiner” ini.
Sebagai sebuah
konsep, “waktu imajiner” sama saja dengan nol atau seperti “tidak
ada”nya jumlah imajiner orang dalam ruangan atau jumlah imajiner mobil
di jalan. Di sini Hawking hanya bermain dengan kata-kata. Dia menyatakan
bahwa persamaan itu benar kalau mereka dihubungkan dengan waktu
imajiner, namun kenyataannya ini tidak ada artinya. Ahli matematika, Sir
Herbert Dingle, menyebut kemungkinan memalsukan hal-hal imajiner
sebagai hal nyata dalam matematika sebagai:
“Dalam
bahasa matematika, kita bisa mengatakan kebohongan di samping
kebenaran, dan dalam cakupan matematika sendiri, tidak ada cara yang
mungkin untuk membedakan satu dengan lainnya. Kita dapat membedakan
keduanya hanya dengan pengalaman atau dengan penalaran di luar
matematika, yang diterapkan pada hubungan yang mungkin antara solusi
matematika dan korelasi fisiknya.” (Dingle 1988 )
Singkatnya, solusi imajiner atau teoretis matematika tidak perlu
mengandung konsekuensi benar atau nyata. Menggunakan sifat yang hanya
dimiliki matematika, Hawking menghasilkan hipotesis yang tidak berkaitan
dengan kenyataan. Hawking mengakui “bahwa dia lebih menyukai model alam semesta selain dari Dentuman Besar karena yang terakhir ini “mengisyaratkan penciptaan ilahiah”, dan model-model seperti itu dirancang untuk ditentang.”
Di dalam buku barunya yang ditulis bersama pakar fisika Leonard Mlodinow ”The Grand Design” Hawking mengatakan :
”Karena ada hukum seperti Hukum Gravitasi, alam semesta dapat dan akan
menciptakan dirinya dari ketiadaan. Penciptaan dengan sendirinya menjadi
alasan adanya sesuatu bukannya ketiadaan, adanya alam semesta, dan
adanya kita. Tidak perlu campur tangan Tuhan untuk menjadikan alam
semesta.” (Hawking,7 September 2010)
Semua ini
menunjukkan bahwa model alternatif dari Dentuman Besar, seperti
keadaan-stabil, model alam semesta berosilasi, dan model alam semesta
kuantum, kenyataannya timbul dari prasangka filosofis materialis.
Penemuan-penemuan ilmiah telah menunjukkan realitas Dentuman Besar dan
bahkan dapat menjelaskan “keberadaan dari ketiadaan”. Dan ini merupakan
bukti sangat kuat bahwa alam semesta diciptakan oleh Allah, satu hal
yang mentah-mentah ditolak materialis.
Fase-fase Pencipta Alam Semesta menurut Al-Qur’an
Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan kata ‘fase’ adalah tingkatan masa (perubahan, perkembangan, dsb)[1].
Sehingga dapat disimpulkan perkembangan ataupun perubahan tahap-tahap
penciptaan alam semesta dalam hal ini ditinjau dari al-Qur’an dan tidak
lupa juga menyertakan penjelasan di dalam Hadits. Akan tetapi, menyusun
tahapan penciptaan alam semesta di dalam a-Qur’an bukan perkara yang
mudah – disamping minimnya referensi terutama asbabun nuzul (sebab-sebab
turunnya ayat) ataupun penjelasan dari hadits berkaitan dengan
fase-fase penciptaan diperparah dengan kemunculan cerita-cerita dari
Israiliyat dan hadits yang dlaif maupun maudlu (palsu).
Sebab, dari segi
susunan ayat yang menerangkan tahapan penciptaan di dalam al-Qur’an
seolah mengalir seperti firman Allah di dalam surat Fushilat ayat 9-12.
Tidak seperti puzzle yang memang harus disusun sehingga membentuk satuan
gambar yang utuh bisa dikenali. Namun, jika disusun seperti puzzle yang
pernah kita mainkan maka akan membentuk sebuah gambaran penciptaan alam
semesta yang saat ini dunia akui keabsahannya dari berbagai rangkaian
eksperimen dan bukti yang otentik.
Enam MasaPenciptaan Alam Semesta
Alam semesta diciptakan dalam
enam masa, begitulah kita yakini berdasarkan keterangan al-Qur’an.
Sebagaimana orang kristen meyakini di dalam Alkitabnya (Bible) di Kitab
Kejadian disebutkan bahwa alam semesta pun diciptakan dalam enam hari
atau bisa dikatakan 6 x 24 jam. Bahkan diperkuat dengan keterangan yang
lain, Kitab Kejadian Pasal 1 ayat 3-5 dan 9-19 disebutkan: Berfiman
Allah: “Jadilah terang.” Lalu terang pun jadi (3). Allah melihat bahwa
terang itu baik, lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap (4). Dan
Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Jadilah petang dan
jadilah pagi, itulah hari pertama (5).Kemudian Allah berkata, "Hendaklah
air yang ada di bawah langit mengalir ke satu tempat, sehingga tanah
akan kelihatan,” lalu hal itu terjadi (9). Allah menamakan tanah itu
“Darat”, dan kumpulan air itu dinamakan-Nya “Laut”. Dan Allah senang
melihat hal itu (10). Allah berkata lagi, “Hendaklah tanah mengeluarkan
segala macam tumbuh-tumbuhan, yaitu jenis yang menghasilkan biji-bijian
dan jenis yang menghasilkan buah-buahan.” Lalu hal itu terjadi (11).
Demikianlah tanah mengeluarkan segala macam tumbuh-tumbuhan, dan Allah
senang melihat hal itu (12). Malam lewat dan jadilah pagi. Itulah hari
ketiga (13).Berfirman Allah: “Jadilah benda-benda penerang pada
cakrawala untuk memisahkan siang dari mala. Biarlah benda-benda penerang
itu menjadi tanda yang menunjukkan masa-masa yang tetap dan hari-hari
dan tahun-tahun (14). Dan sebagai penerang pada cakrawala biarlah
benda-benda itu menerangi Bumi.” Dan jadilah demikian (15). Maka Allah
menjadikan kedua benda penerang yang besar itu, yakni yang lebih besar
untuk menguasai siang dan yang lebih kecil untuk menguasai malam, dan
menjadikan juga bintang-bintang (16). Allah menaruh semuanya itu di
cakrawala untuk menerangi Bumi (17). Dan untuk menguasai siang dan
malam, dan untuk memisahkan terang dari gelap. Allah meliahat bahwa
semuanya itu baik (18). Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari
keempat.
Sedangkan al-Qur’an menyebutkan dalam sittati ayyaamin yang berarti enam masa yang panjang.
Sebagaimana dalam al-qur’an (Q.S. Al-Sajdah [32] :4 ):
اللَّهُ
الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا فِي سِتَّةِ
أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ مَا لَكُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ
وَلِيٍّ وَلَا شَفِيعٍ أَفَلَا تَتَذَكَّرُونَ
Artinya : “Allah-lah yang
telah menciptakan langit dan bumi dan segala yang ada diantara keduanya
dalam waktu enam hari, kemudian dia bersemayam di atas Arsy.Kamu semua
tidak memiliki seorang penolong dan pemberi syafaat pun selain diri-Nya.
Lalu, apakah kamu tidak memperhatikannya ?”
Dari ayat di atas Allah SWT
menyebutkan penciptaan langit dan bumi dalam enam masa (sittati
ayyaamin) selanjutnya para mufasir bersepakat dalam menafsirkan ayat
ini, bahwa yang disebut dengan (sittati ayyaamin) adalah enam tahapan
atau proses bukan enam hari sebagaimana mengartikan kata ayyaamin.
Pernyataan ini diperkuat pula oleh firman Allah SWT dalam (QS. Fushshilat [41] :9-12 ) :
قُلْ
أَئِنَّكُمْ لَتَكْفُرُونَ بِالَّذِي خَلَقَ الْأَرْضَ فِي يَوْمَيْنِ
وَتَجْعَلُونَ لَهُ أَنْدَادًا ذَلِكَ رَبُّ الْعَالَمِينَ (9) وَجَعَلَ فِيهَا رَوَاسِيَ مِنْ فَوْقِهَا وَبَارَكَ فِيهَا وَقَدَّرَ فِيهَا أَقْوَاتَهَا فِي أَرْبَعَةِ أَيَّامٍ سَوَاءً لِلسَّائِلِينَ (10) ثُمَّ
اسْتَوَى إِلَى السَّمَاءِ وَهِيَ دُخَانٌ فَقَالَ لَهَا وَلِلْأَرْضِ
ائْتِيَا طَوْعًا أَوْ كَرْهًا قَالَتَا أَتَيْنَا طَائِعِينَ (11) فَقَضَاهُنَّ
سَبْعَ سَمَاوَاتٍ فِي يَوْمَيْنِ وَأَوْحَى فِي كُلِّ سَمَاءٍ أَمْرَهَا
وَزَيَّنَّا السَّمَاءَ الدُّنْيَا بِمَصَابِيحَ وَحِفْظًا ذَلِكَ
تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ(12)
Artinya: “katakanlah, ‘sesungguhnya patutkah kamu semua ingkar kepada zat yangmenciptakan bumi dalam dua masa’. Dia
menciptakan padanya gunung-gunung yang kokoh di atasnya, kemudian Dia
memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan
(penghuni)-nya dalam empat masa. (penjelasan itu sebagai jawaban) bagi
orang-orang yang bertanya. Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit
dan langit itu masih berupa kabut, lalu dia berkata kepadanyadan kepada
bumi, ‘Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau
terpaksa’.Keduanya
menjawab,’Kami datang dengan suka hati’.Maka dia menjadikannya tujuh
langit dalam dua masa.Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya.Dan
kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan
kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan yang maha perkasa lagi Maha Mengetahui.”(QS. Fushshilat [41] :9-12 )
Begitulah Allah SWT menjelaskan kronologis penciptaan alam semesta. Dua masa untuk menciptakan langit sejak terbentuk dukhan(campuran debudan gas), dua masa untuk menciptakan bumi, dan dua masa untuk memberkahi bumi.
Selain itu tentang fase penciptaan alam semesta ini di jelaskan pula dalam (Q.S. An-Naazi’at [79] :27-32) :
أَأَنْتُمْ أَشَدُّ خَلْقًا أَمِ السَّمَاءُ بَنَاهَا (27) رَفَعَ سَمْكَهَا فَسَوَّاهَا (28) وَأَغْطَشَ لَيْلَهَا وَأَخْرَجَ ضُحَاهَا (29) وَالْأَرْضَ بَعْدَ ذَلِكَ دَحَاهَا (30) أَخْرَجَ مِنْهَا مَاءَهَا وَمَرْعَاهَا (31) وَالْجِبَالَ أَرْسَاهَا (32)
Artinya: “Apakah
kamu lebih sulit penciptaannya ataukah langit? Allah telah
membinanya.Dia meninggikan bangunanya lalu menyempurnakannya dan Dia
menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang
benderang. Dan
bumi sesudah itu dihamparkan-Nya. Ia memancarkan dari padanya mata air,
dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhanya. Dan gunung-gunung dipancarkan-Nya
dengan teguh, (semua itu untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang
ternakmu.”(Q.S. An-Naazi’at [79] :27-32)
Penjelasan di dalam hadits
mengenai penciptaan langit dan Bumi dalam enam masa justru Bumi
diciptakan terlebih dahulu pada hari Ahad sampai hari Rabu kemudian
membangun langit pada hari Kamis dan Jum’at.
حدثنا أبو عبد الله الحافظ ، أنا أبو سعيد أحمد بن عمرو الأحمسي بالكوفة ، نا الحسين بن حميد بن الربيع ، نا هناد
بن السري ، نا أبو بكر بن عياش ، عن أبي سعد ، عن عكرمة ، عن ابن عباس ،
أن اليهود أتت النبي صلى الله عليه وسلم فسألت عن خلق السماوات والأرض فقال
: « خلق الأرض يوم الأحد والإثنين ، وخلق الجبال يوم الثلاثاء وما فيهن من
المنافع ، وخلق يوم الأربعاء الشجر والماء والمدائن والعمران والخراب ،
فهذه أربعة ، فقال عز من قائل : ( قل أئنكم لتكفرون بالذي خلق الأرض في
يومين وتجعلون له أندادا ذلك رب العالمين وجعل فيها رواسي من فوقها وبارك
فيها وقدر فيها أقواتها في أربعة أيام سواء للسائلين)[2] ،
وخلق يوم الخميس السماء ، وخلق يوم الجمعة النجوم والشمس والقمر والملائكة
إلى ثلاث ساعات بقين منه ، فخلق في أول ساعة من هذه الثلاث الساعات الآجال
حين يموت من مات ، وفي الثانية ألقى الآفة على كل شيء مما ينتفع به الناس ،
وفي الثالثة آدم وأسكنه الجنة وأمر إبليس بالسجود له ، وأخرجه منها في آخر
الساعة » . ثم قالت اليهود : ثم ماذا يا محمد ؟ قال : « ثم استوى على
العرش » . قالوا : قد أصبت لو أتممت . قالوا : ثم استراح . قال : فغضب
النبي صلى الله عليه وسلم غضبا شديدا ، فنزلت : ( ولقد خلقنا السماوات
والأرض وما بينهما في ستة أيام وما مسنا من لغوب فاصبر على ما يقولون )
{الأسماء و الصفات للبيهقي (خلق الأرض يوم الأحد والإثنين ، وخلق الجبال2: 304)}[3]
Artinya : “Telah
menceritakan kepada kami ‘Abdullah al-Hafidl, telah memberitakan kepada
kami Abu Sa’id Ahmad bin ‘Amr al-Ahmasiy di Kufah, telah memberitakan
kepada kami Husayn bin Humayd bin ar-Rabi’, telah memneritakan kepada
kami hunad bin as-Suriy, telah mencceritakan kepada kami Abu Bakar bin
‘Iyas dari Abi Sa’iyd dari ‘Ikrimah dari Ibnu ‘Abbas.
Sesungguhnya seorang Yahudi mendatangi Nabi S.A.W. lalu bertanya tentang
penciptaan Langit dan Bumi kemudian Beliau bersabda: “ Allah
menciptakan Bumi pada hari Ahad (pertama) dan Senin (kedua), dan
menciptakan gunung dan isinya pada hari Selasa (ketiga), pada hari Rabu
(keempat) Dia ciptakan Pohon, air, kota-kota, pemukiman, dan kharrab
(lahan-lahan kosong), dan ini sudah empat hari. Maka yang Mahagagah
berfirman: “Katakanlah, “Pantaskah kamu ingkar kepada Rab yang
menciptakan Bumi dalam dua masa dan kamu adakan pula sekutu-sekutu
bagi-Nya itulah Rab seluruh alam.” Dan Dia ciptakan padanya
gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dan kemudian Dia berkahi, dan Dia
tentukan makanan-makanan (bagi penghuni)nya dalam empat masa, memadai
untuk (memenuhi kebutuhan) mereka yang memerlukannya.” Dan Dia
menciptakan langit pada hari Kamis(kelima). Dan Dia menciptakan
Bintang-bintang, Matahari, Bulan, dan Malaikat pada hari Jum’at sampai
tiga waktu (fase) tahapan penciptaan-Nya, kemudian Dia menciptakan pada
awal waktu (fase) dari tiga waktu (fase-fase) ini menentukan kisaran
waktu kematian seseorang, dan pada fase kedua memberi penyakit atas
semua manfaat bagi manusia, dan pada fase ketiga menciptakan Adam dan
menempatkan di surga dan memerintahkan iblis sujud kepada Adam, dan
keluarnya dari surga pada akhir fase.”. Kemudian orang Yahudi itu
bertanya, “Lalu apa Wahai Muhammad?”. Nabi bersabda, “Kemudian Dia
bersemayam di atas Arsy.”. Mereka mengatakan, “Jika aku telah selesai
menyempurnakan.” Mereka berkata, “Kemudian istirahat.” dia berkata, maka
Nabi S.A.W. marah dengan sangat marah. Maka turunlah ayat: (Dan
sesungguhnya telah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada
diantara keduanya dalam enam masa, dan Kami sedikitpun tidak ditimpa
keletihan, Maka bersabarlah kamu terhadap apa yang mereka katakan … ) {asma dan mensifatinya baihaqi (Dia menciptakan bumi pada hari ahad dan senin dan dia menciptakan gunung 304:2)}.”
Kemudian dijelaskan pula oleh
hadits yang lain diterima dari sahabat Ibnu Abbas menyatakan bahwa
setelah terjadinya Big Bang sehingga menyisakan lontaran materi yang
disebut Dukhan (Nebula) di sinilah saat memulai penciptaan Bumi.
أخبرنا
عبدوس بن الحسين قال : حدثنا أبو حاتم الرازي قال : حدثنا عبد الله بن
صالح قال : حدثنا يحيى بن أيوب ، عن عبد الملك بن جريج ، عن عطاء بن أبي
رباح ، عن ابن عباس ، رضي الله عنهما قال : « خلق الله ، عز وجل ، السموات
من دخان ، ثم ابتدأ خلق الأرض يوم الأحد ويوم الإثنين ، فذلك قوله تعالى :
قل أئنكم لتكفرون بالذي خلق الأرض في يومين[4] ثم قدر فيها أقواتها في يوم الثلاثاء ويوم الأربعاء ، فذلك قوله وقدر فيها أقواتها في أربعة أيام[5] الآية
. ثم استوى إلى السماء وهي دخان فسمكها وزينها بالنجوم والشمس والقمر
فأجراهما في فلكهما ، وخلق بها ما شاء من ملائكته وخلقه ، يوم الخميس ،
وخلق الجنة في يوم الجمعة ، وخلق آدم في يوم الجمعة ، فذلك قوله : خلق
السموات والأرض وما بينهما في ستة أيام[6] ، وسبت كل شيء يوم السبت ؛ فعظمت اليهود يوم السبت ، لأنه سبت[7] فيه
كل شيء ، وعظمت النصارى يوم الأحد لأنه ابتدأ فيه خلق كل شيء ، وعظم
المسلمون يوم الجمعة ، لأن الله ، عز وجل ، فرغ فيه من خلقه وخلق يوم
الجمعة رحمته ، وجمع فيه آدم ، عليه السلام ، وفيه أهبط من الجنة إلى الأرض
، وفيه قبلت توبته وهي أعظمها »{التوحيد لابن منده (خلق الله ، عز وجل ،
السموات من دخان 1: 76)}
AArtinya : “Telah
memberitakan kepada kami ‘Abdus bin Husayn ia berkata: “Telah
menceritakan kepada kami Abu Hatim ar-Raziy” ia berkata: “Telah
menceritakan kepada kami Abdulloh Bin Solih ia berkata:”Telah menceritakan kepada kami Yahya
bin Ayub dari ‘Abdul Malik bin Jurayj dari ‘Atha’ bin Abi Rabah dari
Ibnu ‘Abbas semoga Allah meridhai kepada mereka berdua ia berkata:
“Allah ‘Azza wa Jalla menciptakan langit dari dukhan (kabut/nebula)
kemudian Dia memulai menciptakan Bumi pada hari Ahad (pertama) dan Senin
(kedua). Sebagaimana firman Allah yang Mahatinggi: “katakanlah Muhammad, ‘sesungguhnya patutkah kamu semua ingkar kepada zat yang menciptakan bumi dalam dua masa’. Kemudian Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)-nya pada
hari ketiga (Selasa) dan hari keempat (Rabu). Maka demikianlah
firman-Nya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan
(penghuni)nya pada empat masa al-ayat (Fushilat: 10).Kemudian Dia menuju
kepada penciptaan langit dan langit itu masih berupa kabut maka Dia
mendirikan dan menghiasi langit dengan Bintang-bintang, matahari, dan
Bulan maka membuat keduanya pada garis edarnya. Dan Dia menciptakan dan
penciptaan kehendak para malaikat-Nya dan ciptaan-Nya, pada hari Kamis,
menciptakan surga pada hari Jumat, dan penciptaan Adam Jumat, katanya:
penciptaan langit dan bumi dan di antara keduanya dalam enam hari, dan
menyelesaikan (memutus )semuanya pada hari sabtu, maka orang yahudi
mengagungkan hari sabtu, karena sesunggunyaterputus padanya segala
sesuatu, dan orang nasrani mengagungkan hari ahad karena sesungguhnya
memulai padanya penciptaan segala sesuatu, dan orang muslim mengagungkan
hari jum’at, karena sesungguhnya Allah yang maha tinggi telah selesai
penciptaan pada penciptaan dan menjadikan hari jum’at sebagai rahmatnya,
dan menyatukan padanya adam alaihi salam, dan padanya mengeluarkan adam
dari syurga menuju bumi, dan padanya menerima taubatnya, dan itulah
yang maha agung.{tauhidibnu mundah (Allah yang maha tinggi menciptakan
langit dari dukhan76:1)}”
Adapun kronologis penciptaan dalam Al-Qur’an adalah :
Masa pertama :
(Q.S. AlAnbiya [21] :30)
أَوَلَمْ
يَرَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ كَانَتَا
رَتْقًا فَفَتَقْنَاهُمَا وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ
أَفَلَا يُؤْمِنُونَ
Artinya: “Dan apakah
orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu
keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara
keduanya…”(Q.S. AlAnbiya [21] :30)
Ini
dimulai dengan sebuah ldakan besar (bigbang) sekitar 12-20 miliar tahun
lalu.Inilah awal terciptanya materi, energy, dan waktu. “Ledakan” pada
hakikatnya adalah pengembangan ruang, sebagaimana di dalam al-qur’an
Allah SWT menyebutkan :
وَالسَّمَاءَ بَنَيْنَاهَا بِأَيْدٍ وَإِنَّا لَمُوسِعُونَ
Artinya: “ dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan Sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa (meluaskan).” (Q.S. Adz-dzariyat [51] : 47 )
Materi yang mula-mula terbentuk adalah
hydrogen yang menjadi bahan dasar bagi bintang-bintang generasi
pertama.Hasi fusi nuklir antara inti-inti hydrogen, meghasilkan
unsure-unsur yang lebih berat, seperti karbon, oksigen, sampai besi atau
disebut juga Nukleosintesis Big Bang.
Nukleosintesis Big Bang terjadi pada tiga menit pertama penciptaan alam semesta dan bertanggung jawab atas banyak perbandingan kelimpahan 1H (protium), 2H (deuterium), 3He (helium-3), dan 4He (helium-4), di alam semesta.Meskipun 4He terus saja dihasilkan oleh mekanisme lainnya (seperti fusi bintang dan peluruhan alfa) dan jumlah jejak 1H terus saja dihasilkan oleh spalasi dan jenis-jenis khusus peluruhan radioaktif (pelepasan proton dan pelepasan neutron), sebagian besar massa isotop-isotop ini di alam semesta, dan semua kecuali jejak-jejak yang tidak signifikan dari 3He dan deuterium di alam semesta yang dihasilkan oleh proses langka seperti peluruhan kluster, dianggap dihasilkan di dalam proses Big Bang. Inti atom unsur-unsur ini, bersama-sama 7Li, dan 7Be diyakini terbentuk ketika alam semesta berumur 100 sampai 300 detik, setelah plasma kuark-gluon primordial membeku untuk membentuk proton dan neutron.
Karena periode nukleosintesis Big Bang sangat singkat sebelum
terhentikan oleh pengembangan dan pendinginan, tidak ada unsur yang
lebih berat daripada litium yang
dapat dibentuk.(Unsur-unsur terbentuk pada waktu ini adalah dalam
keadaan plasma, dan tidak mendingin ke keadaan atom-atom netral hingga
waktu lama).
Masa Kedua
هُوَ
الَّذِي خَلَقَ لَكُمْ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا ثُمَّ اسْتَوَى إِلَى
السَّمَاءِ فَسَوَّاهُنَّ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
Artinya : “Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang
ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu
dijadikan-Nya tujuh langit. dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu” (Q.S. Al-Baqarah [2] : 29)
Masa ini adalah pembentukan langit. Sebenarnya, apa yang dimaksud dengan langit ?, apakah kubah biru di atas sana
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQUpWZPLH8_OAGLbuIQqVGLPoIvfrzLBJJo5RrsYoL5WBjNRea76neooI74CkXz_n7uTlh-LGdOPleXoXcv8o34f1GAgLI-NOXfHpy6zzcP18fYhLjBMEZWW8bIu00SM1kgFa_PjTx8MhV/s320/20100731-IMG_0631.jpg)
Dalam ayat lain Allah SWT menyebutkan :
ثُمَّ
اسْتَوَى إِلَى السَّمَاءِ وَهِيَ دُخَانٌ فَقَالَ لَهَا وَلِلْأَرْضِ
ائْتِيَا طَوْعًا أَوْ كَرْهًا قَالَتَا أَتَيْنَا طَائِعِينَ
Artinya :“kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap,…” (Q.S. fushilat [41] :11 )
Dukhan (debu-debu dan gas
antar bintang (Q.S. fushilat [41] :11 ) ) pada proses pembentukan
bintang, gas-gas itu berputar seperti cakram dan menjadi terpusat
ditengah cakram. Gas tersebut berkumpul menjadi massa gas yang sengat
besar yang mirip dengan gumpalan gas raksasa. Didalam gumpalan gas
raksasa, gas terus bergerak dan bertabraka. Akibatnya, tekanan dan suhu
gas mendi luar biasa panasnya.Suhu dan tekana yang tinggi ini
menyebabkan gas saling bergabung.Proses pengganbungan gas akan
menghasilkan energi panas jang sangat dahsyat. Bila inti panasnya telah
cukup untuk memantik reaksi fusi nuklir, mulailah bintang bersinar.Kelak
bila bintang mati dengan ledakan supernova, unsur-unsur berat hasil
fusi nuklir akan dilepaskan. Selanjutnya, unsur-unsur berat sebagai
materi antar bintang bersama dengan hydrogen akan menjadi bahan
pembentuk bintang-bintang generasi berikutnya, termasuk
planet-planetnya.
Di dalam Al-Qur’an sendiri, penciptaaan
langit kadang disebut sebelum penciptaan bumi dan kadang disebut
sesudahnya karena prosesnya memang berlanjut hingga saat ini.
Itulah dua masa penciptaan langit.dalam
bahasa al-quran,Big bang dan pengembangan alam yang menjadikan
galaksi-galaksi makin berjauhan ( makin “tinggi” menurut pengamat dibumi
serta proses pembentukan bintang-bintang baru disebutkan sebagai
penyempurnaan langit.
Sebagaimana dalam Q.S An-Nazi’at [79] : 28 :
رَفَعَ سَمْكَهَا فَسَوَّاهَا
Artinya :”Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya,”
Masa ketiga
Pada masa ini dalam penciptaan alam
semesta adalah proses penciptaan tata surya, termasuk bumi.
Selain itu pada masa ini juga terjadi proses pembentukan matahari
sekitar 4,6 miliar tahun lalu dan mulai di pancarkannya cahaya dan angin
matahari. Proto-bumi (bayi bumi) yang telah terbentuk terus berotasi
menghasilkan fenomena siang dan malam di bumi sebagaimana yang Allah SWT
firmankan dengan indah :
وَأَغْطَشَ لَيْلَهَا وَأَخْرَجَ ضُحَاهَا
Artinya : “dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang benderang.” Q.S An-Nazi’at [79] : 29
Masa keempat
Bumi yang terbentuk dari debu-debu
antarbintang yang dingin mulai menghangat dengan pemanasan sinar
matahari dan pemanasan dari dalam (endogenik) dari peluruhan
unsure-unsur radioaktif di bawah kulit bumi.
Akibat pemanasan endogenik itu materi
di bawahkulit bumi menjadi lebu,antara lain muncul sebagai lava dari
gunung api. Batuan basalt yang menjadi dasar lautan dan granit yang
menjadi batuan utama di daratan merupakan hasil pembekuan materi leburan
tersebut. Pemadatan kulit bumiyang menjadi dasar lautan dan daratan
itulah yang tampaknya dimaksudkan “penghamparan bumi” .sebagaimana Allah
SWT berfirman :
وَالْأَرْضَ بَعْدَ ذَلِكَ دَحَاهَا
Artinya :“dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya.”
(Q.S. an-Naziat [79] :30)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgzPkDJM3cE8dKvXysXyqsvjQYbfKDkGXU5MOutrG1RjEoWn-ZRHhCrSlTIIV8iJmTINBIWrMq4g8CEbtzDut61Xi8i5qZpxvQM0xQu4XE9OkArMlcORf2Hza3o2XQ_1RZb49E1O9cMpOmD/s320/asteroid+%281%29.jpg)
Menurut penulis senior
Science Kristina Grifantini, terdapat kemungkinan, “Tabrakan-tabrakan
yang terjadi inilah yang mengirim waduk air raksasa yang memenuhi
bumi”.Untuk waktu yang lama, para astronom menduga, komet (potongan es
dan batu dengan ekor panjang es yang menguap) yang memutari orbit
sekitar mataharilah yang mengirimkan air ini. Namun, pengukuran jarak
jauh air yang menguap dari beberapa komet utama yang ada (Halley,
Hyakutake, dan Hale-Bopp) mengungkap, air es yang ada di komet itu
terbuat dari berbagai jenis H2O (yang mengandung isotop lebih berat dari
hidrogen) dari Bumi. . dari situlah komet yang komposisi terbesarnya
adalah es air (20%massanya) diduga kuat merupakan sumber air bagi bumi
karena rasio Deutorium/hydrogen (D/H) di komet hamper sama dengan rasio
D/H pada air di bumi, sekitar 0,0002.
Selain komet, kemungkinan lain mengatakan Wilayah
tempat ratusan ribu asteroid yang mengorbit antara planet dalam dan
luar ini diyakini oleh para astronom terlalu dekat dengan matahari untuk
menjadi ‘rumah’ air. Namun, para astronom baru-baru ini menemukan bukti
pertama es di asteroid 24 Themis.Penemuan asteroid es ini menunjukkan
kemungkinan adanya jauh lebih banyak es di sabuk asteroid di luar dugaan
semula.
Masa kelima
Hadirnya air dan atmosfer di bumi menjadi prasyarat terciptanya kehidupan di bumi. Sebagaimana firmanAllah SWT :
...وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ أَفَلَا يُؤْمِنُونَ
Profesor Masaru Emoto,
peneliti Jepang dengan publikasi hasil penelitiannya berhasil
membuktikan molekul air ternyata dapat dipengaruhi oleh
pengertian-pengertian yang dibuat manusia. Teorinya tentang pengaruh ini
diakui oleh lembaga-lembaga sains, fisika dan biologi. Profesor Emoto
mengkaji banyak sampel dari air yang membentuk kristal dan membandingkan
satu dengan lainnya. Eksperimen yang dilakukannya menggunakan sekitar
10 ribu sampel yang berhasil dikumpulkannya dan dipublikasikan dalam
tiga jilid buku dengan judul "The Messages from Water". Ia percaya
kondisi lingkungan mempengaruhi kombinasi molekul air.
Selain itu, pemanasan matahari
menimbulkan fenomena cuaca dibumi, yakni awan dan halilintar.
Melimpahnya air laut dan kondisi atmosfer purba yang kaya akan gas metan
(CH4)dan ammonia (NH3) serta sama sekali tidak mengandung oksigenbebas dengan bantuan energy listrik dan halilintar diduga menjadi awal kelahiran senyawa
organic.Senyawa organic yang mengikuti aliran air akhirnya tertumpuk di
laut. Kehidupan diperkirakan bermula dari laut yang hangat sekitar 3,5
miliar tahun lalu berdasarkan fosil tertua yang pernah ditemukan.
Sebagaimana dikembalikan pada surat Al Anbiya [21] ayat 30 yang telah
menyebutkan bahwasannya semua makhluk hidup berasal dari air.
Masa Keenam
Masa keenam dalam proses penciptaan ala
mini adalah dengan lahirnya kehidupan di bumi yang dimulai dari makhluk
bersel tunggal dan tumbuh-tumbuhan.
Hadirnya tumbuhan dan proses
fotosintesis sekitar 2 miliar tahun lalu menyebabkan atmosfer mulai
terisi dengan oksigen bebas. Pada masa ini pula proses geologis yang
menyebabkan pergeseran lempengan tektonik dan lahirnya rantai pegunungan
di bumi terus berlanjut.
Tersedianya air, oksigen, tumbuhan, dan
kelak hewan-hewan pada masa kelima dan keenam inilah yang sepertinya di
maksudkan Allah SWT dengan memberkahi bumi dan menyediakan makanan bagi
penghuninya sebagaimana di dalam firmannya :
ا ylt÷zr& $pk÷]ÏB $yduä!$tB $yg8tãötBur ÇÌÊÈ tA$t7Ågø:$#ur $yg9y™ö‘r& ÇÌËÈ $Yè»tGtB ö/ä3©9 ö/ä3ÏJ»yè÷RL{ur ÇÌÌÈ
Artinya : "
Ia memancarkan dari padanya mata air, dan (menumbuhkan)
tumbuh-tumbuhannya. Dan gunung-gunung dipancarkan-Nya dengan teguh untuk
kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu. (Q.S. An-Naazi’at [79] :31-33)
Begitulah yang Allah SWT
ungkapkan di dalam Al-Qur’an sebagai penutup kronologis dari penciptaan
alam semesta.
Asal Usul Penciptaan Alam Semesta Menurut Ilmu Astronomi
Astronomi, secara etimologi berasal dari bahasa Yunani
yang terdiri dari astro (άστρο) yang berarti bintang dan nomos (νόμος)
yang berarti peraturan/hukum. Secara terminologi ialah ilmu yang
mempelajari asal-usul, evolusi, sifat fisik, dan kimiawi benda-benda
yang bisa dilihat di langit (dan di luar bumi) – juga proses yang
melibatkan mereka.
Teori-Teori Penciptaan Alam Semesta
Zaman dahulu kala, pengetahuan manusia
mengenai alam semesta sangatlah terbatas. Peralatan untuk meneliti
angkasa tidaklah secanggih sekarang. Karenanya, kadang kala manusia
berpikir yang aneh-aneh tentang munculnya alam semesta.
Berbagai percobaan, pengamatan, hingga
perhitunganpun dilakukan, bahkan sampai saat ini. Adapun beberapa
teori-teori yang menjelaskan tentang model-model penciptaan alam semesta
diantaranya :
teori model Alam Semesta Tak Hingga.
“alam semesta bukanlah sesuatu yang di
ciptakan. Jika ia di ciptaka, ia sudah pasti diciptakan oleh tuhan
dengan seketika dan dari ketiadaan,” begitulah yang ditulis seorang
filosof materalis George Politzer (1860), dalam bukunya Principes Fondamentaux de Philosophie.
Model penciptaan ini adalah
model penciptaan yang dikemukakan oleh kaum materalis yakni suatu kaum
yang menganut materalisme (system berfikir yang meyakini materi sebagai
satu-satunya keberadaan yang mutlak dan menolak keberadaan apapun selain
materi termasuk menolak adanya tuhan)dan berkembang di abad ke-19.
Model alam semesta tak
hingga ini adalah suatu model penciptaan yang berpendapat bahwa alam
semesta itu diam, luas tak tebatas, tak berkembang, dan kekal dari dulu
sampai nanti.
Selain menolak adanya awal (penciptaan)
model ini pun menolak adanya akhir dari alam semesta (alam semesta
tidak berawal dan tidak berakhir).
Salah satu tokohnya adalah Karl Marx
Politzer yang berpendapat “alam semesta tidak diciptakan dari
ketiadaan,” ia berpijak pada model alam semesta statis.
teori model Big Bang
Big Bang merupakan model penciptaan
alam semesta yang menerangkan bahwa alam semesta telah “diciptakan dari
ketiadaan.” Edwin Hubble (1929) memulai penelitian di observatorium Mount Wilson California, Amerika. Dia membuat
salah satu penemuan terbesar di sepanjang sejarah astronomi. Ketika
mengamati bintang-bintang dengan teleskop raksasa, ia menemukan bahwa
mereka memancarkan cahaya merah sesuai dengan jaraknya. Hal ini berarti
bahwa bintang-bintang ini “bergerak menjauhi” kita. Sebab, menurut
hukum fisika yang diketahui, spektrum dari sumber cahaya yang sedang
bergerak mendekati pengamat cenderung ke warna ungu, sedangkan yang
menjauhi pengamat cenderung ke warna merah.
Sebelumnya,
Hubble telah membuat penemuan penting lain. Bintang dan galaksi
bergerak tak hanya menjauhi kita, tapi juga menjauhi satu sama lain.Dari
sini dapat disimpulkan dari suatu alam semesta di mana segala
sesuatunya bergerak menjauhi satu sama lain adalah bahwa ia
terus-menerus “mengembang”.
Adapun arti mengembang, maka ini menunjukan bahwa pada awalnya ia berasal dari satu titik tunggal. Perhitungan
menunjukkan bahwa “titik tunggal” ini yang berisi semua materi alam
semesta haruslah memiliki “‘volume nol”, dan “kepadatan tak hingga”.
Alam semesta telah terbentuk melalui ledakan titik tunggal bervolume nol
ini.dan ledakan inilah yang disebut dengan Big Bang.
Teori Big Bang menunjukkan,
semua benda di alam semesta pada awalnya adalah satu wujud, dan kemudian
terpisah-pisah. Ini diartikan bahwa keseluruhan materi diciptakan
melalui Big Bang atau ledakan raksasa dari satu titik tunggal, dan
membentuk alam semesta kini dengan cara pemisahan satu dari yang lain.
teori Model Multiverse
Model multiverse ini
pertama kali di kemukakan oleh seorang astrofisika Paul Davies (2003) di
dalam tulisannya yang berjudul A Brief History Of The Multiverse (Sejarah Singkat jagat Raya Jamak). Ia mengatakan:
“Perhitungan jeli menempatkan
kecepatan pengembangan ini sangat dekat pada angka kritis yang
dengannya alam semesta akan terlepas dari gravitasinya dan mengembang
selamanya. Sedikit lebih lambat dan alam ini akan runtuh, sedikit lebih
cepat dan keseluruhan materi alam semesta sudah berhamburan sejak dulu.
Jelasnya, Big Bang bukanlah sekedar ledakan zaman dulu, tapi ledakan
yang terencana dengan sangat cermat“ Davies (2003:…..)
Selanjutnya Dia juga mengungkapan:
“Adalah sulit menghindarkan
kesan bahwa tatanan alam semesta sekarang, yang terlihat begitu sensitif
terhadap perubahan angka sekecil apapun, telah direncanakan dengan
sangat teliti. Kemunculan serentak angka-angka yang tampak ajaib ini,
yang digunakan alam sebagai konstanta-konstanta dasarnya, pastilah
menjadi bukti paling meyakinkan bagi keberadaan desain alam semesta.” Davies (2003: …)
Menurut teori ini, jagat raya
(universe) yang kita tempati mungkin hanyalah satu dari sekiaan banyak
jagat raya (universes) berjumlah tak hingga yang membentuk sebuah “jagat
raya jamak” yang jauh lebih besar lagi yang dimanakan “multiverse”
(kumpulan dari banyak “universe”, multi = banyak/jamak, uni
=satu/tunggal).
Teori
ini diawali dengan perhitugan mengenai kecepatan pengembangan alam
semesta yang sangat dekat dengan angka kritisyang dengannya alam semesta
akan terlepas dari gravitasinya danmengembang selamanya. Sedikit lebih
lambat dan alam ini akan runtuh, sedikit lebih cepat dan keseluruhan
materi alam semesta ini sudah berhamburan sejak dulu. Dari sini ia jelas
menyadari bahwa pengembangan alam semesta ini tidak mungkin jika tidak
ada campur tangan dari tuhan yang di dalamnya terdapat tujuan dan
perancangan di alam semesta, dan teori ini ia buat untuk menentang akan
keberadaan tuhan dan perangan tuhan itu (pemikiran kaum materalis).
Dalam teori ini ia menyatakan bahwa perancangan di jagat raya adalah
disaat awal terbentuknya jagat raya, seluruh variable, dari kecepatan
ledakan Big Bang hingga kekuatan empat gaya fundamental , dari struktur
unsur-unsur hingga struktur tata surya yang kita huni, benar-benar
sesuai untuk menyangga kehidupan.
teori model steady-state
Model ini adalah model alam semesta tetap. Sir Fred Hoyle (1928)
menyatakan bahwa alam semesta tak hingga dan kekal sepanjang masa (alam
semesta ini statis). Hal ini bertujuan mempertahankan paham Materalis.
Model penciptaan menurut Al-Qur’an
· “Allah-lah
yang telah menciptakan langit dan bumi dan segala yang ada diantara
keduanya dalam waktu enam hari, kemudian dia bersemayam di atas Arsy.
Kamu semua tidak memiliki seorang penolong dan pemberi syafaat pun
selain diri-Nya.Lalu, apakah kamu tidak memperhatikannya (Q.S. Al-Sajdah [32] :4 )
· bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya…”(Q.S. AlAnbiya [21] :30)
· kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap,…(Q.S. fushilat [41] :11 )
Sebagaimana orang muslim dengan
berlandaskan iman, dan berpegang teguh pada Qur’an dan Sunnah. Telah
jelas di dalam Al-Qur’an yang telah dicantumkan oleh yang MahaCerdas,
bahwasannya Alam Semesta diciptakan dan alam semesta ini berkembang (tidak statis).
Di sini dapat kita tarik kesimpulan dengan merujuk pada teori
Al-Qur’an, ketiga model penciptaan di atas (Model teori Alam Semesta Tak
Hingga, Model Teori Multiverse, Model teori steady-state) berlawanan
dengan Al-Qur’an, selain itu juga berlawanan dengan ilmu pengetahuan
yang di yakini saat ini, sehingga teori-teori ini disebut dengan teori penciptaan yang runtuh.
Adapun dengan model teori Big Bang, teori ini memiliki kesamaan dengan
teori yang Allah SWT kronologiskan di dalam Al-Qu’an. Maka teori ini
disebut dengan teori penciptaan yang dipertahankan.
Teori Penciptaan yang di Pertahankan
Setelah meninjau pada Al-Qur’an teori ledakan besar dan
pengembangan alam semesta menjadi teori yang dipertahankan hingga saat
ini.
![]() |
gambar 4 pengembangan alam semesta menurut fisika |
sumber: WIkipedia Indonesia
Adapun bukti-bukti dari model teori ini adalah terdapat beberapa bukti
pengamatan langsung yang mendukung model Ledakan Dahsyat, yaitu pengembangan Hubble terpantau pada geseran merah galaksi yakti pergerakan bintang (menjauh dan mendekatnya sebuah bintang), pengukuran mendetail pada latar belakang mikrogelombang kosmis, kelimpahan unsur-unsur ringan, dan distribusi skala besar beserta evolusi galaksi yang
diprediksikan terjadi karena pertumbuhan gravitasional struktur dalam
teori standar. Keempat bukti ini kadang-kadang disebut "empat pilar teori Ledakan Dahsyat"..
Selain itu bukti lain ditemukan oleh Arno Penzias dan Robert Wilson pada
tahun 1965, dua peneliti ini dengan tidak sengaja berhasil menemukan
gelombang radiasi, yang diyakini radiasi ini adalah radiasi peninggalan
dari tahapan awal peristiwa Big Bang. Radiasi ini tidak terlihat
memancar dari satu sumber tertentu, akan tetapi meliputi keseluruhan
ruang angkasa. Radiasi ini pun disebut dengan “radiasi latar kosmik”.
![]() |
gambar 5 radiasi latar belakang mikrogelombang kosmik |
sumber : Wikipedia indonesia
Bukti penting lain bagi Big Beng adalah jumlah hydrogen dan helium di
ruang angkasa. Dalam berbagai penelitian, diketahui bahwa konsentrasi
hidrogen-helium di alam semesta bersesuaian dengan perhitungan teoritis
konsentrasi hidrogen-helium sisa peninggalan peristiwa Big Bang. Jika
alam semesta tak memiliki permulaan dan jika ia telah ada sejak dulu
kala, maka unsur hidrogen ini seharusnya telah habis sama sekali dan
berubah menjadi helium.
Namun, yang perlu diperbaiki adalah dari pemikiran bahwa alam semesta
ini meledak, karena yang sesungguhnya adalah alam semesta ini tidak
meledak, dan tidak ada satupun yang dapat menemukan letak atau pusat
ledakan itu terjadi. Pada dasarnya alam semesta ini mengalami
pengembangan ruang dan waktu, dari satu titik yang kerapatannya tak
terhingga dan bervolume nol, menjadi waktu nyata, dengan kecepatan yang
sangat tepat oleh yang Maha Cerdas.
Segala bukti meyakinkan ini menyebabkan teori Big Bang diterima oleh
masyarakat ilmiah. Model Big Bang adalah titik terakhir yang dicapai
ilmu pengetahuan tentang asal muasal alam semesta. Begitulah, alam
semesta ini telah diciptakan oleh Allah Yang Maha Perkasa dengan
sempurna tanpa cacat.
Begitulah Allah SWT dengan ke-Maha Penciptaannya berfirman :
“Yang
telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak
melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak
seimbang. Maka lihtatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang
tidak seimbang.” (Al-Mulk:3) http://id.wikipedia.org/wiki/Ledakan_Dahsyat - cite_note-44
Teori Penciptaan yang Runtuh
Model teori Alam Semesta Tak Hingga, Model Teori Muultiverse,dan Model teori steady-state, adalah beberapa model teori yang runtuh, atau teori yang tidak dapat dipakai keabsahannya.
Model-model ini dipandang sebagai teori
yang tidak dapat di buktian secara ilmiah, selain itu para pemuka teori
ini pun hanya mengumumkan teori saja tanpa memberikan bukti atau
perhitungan. Tak hanya itu saja, parapemuka ini pun mengumumkan teori
ini hanya untuk memuaskan ambisi dirinya saja dan hanya untuk
mempertahankan paham atheis mereka (meteralis) .
Seperti Prof George
Abel dari Universitas California (salah satu yang mempercayai model
teori steady-state) yang pada akhirnya harus mengakui kebenaran bahwa
alam semesta ini mengembang dan tidak statis, setelah teori steady-state
ditolak dimana-mana. Kesimpulan
Setelah mengkaji tentang teori penciptaan alam semesta menurut Al-Qur’an dan Astronomi.
Penulis menyadari bahwa ilmu pengetahuan dan Al-Qur’an adalah bagaikan
dua sisi mata uang yang tak bisa dipisahkan antara satu sama lainnya.
Seperti yang penulis kutip dari seorang ilmuan besar Albert Einsten:
”religion without science is blind and science without religion is
damage.” (Albert Einstein, 1960)
Ilmu yang tidak
disertai dengan agama akan hancur dan tumbang karena tidak adanya
kekuatan iman. Sedangkan agama tanpa ilmu akan menjadi rusak karena akan
dapat salah mengartikannya. Sebagaimana orang-orang materalis yang
selalu menentang akan adanya penciptaan alam semesta. Ini merupakan contoh yang sangat signifikan jika ilmu pengetahuan tidak disertai dengan ajaran-ajaran agama.
Untuk itu penulis dapat menyimpulkan bahwa :
1. Kebenaran Al-Qur’an akan selalu terbukti sampai kapanpun.
2. Alam semesta berasal dari ketiadaan dan kemudian menjadi ada, ( terjadi proses penciptaan) oleh Allah SWT
3. Penciptaan alam semesta terjadi secara berproses (berkembang) sebagaimana yang telah Al-Qur’an jelaskan dan tidak statis (tetap).
4. Al-Qur’an
lebih dahulu menceritakan tentang proses penciptaan alam semesta jauh
sebelum ilmu pengetahuan mencapainya (sekitar abad 6) dan kini kebenaran
Al-qur’an itu sudah dapat dibuktikan kebenarannya dengan adanya
kecocokan dalam sains (abad-20).
5. Ilmu dan agama akan selalu sejalan selaras bersamaan.
Sumber :
· · Al-Qur’an dan Terjemah
· Hadits Rosullullah
· T.Djamaluddin, Menjelajahi keluasan Langit Menembus Kedalaman Al-Qur’an, khazanah Intelektual.2006.Bandung
· Ensliklopedi islam, Mukjizat Al-Qur’an (Penciptaan Alam Semesta) , 2010. Jakarta.
· http://tdjamaluddin.wordpress.com/2010/09/06/tentang-kontroversi-hawking-allah-mencipta-semesta-dengan-cara-nya/ , tersedia …
· http://bungabangsaku.blogspot.com/2009/09/proses-terbentuknya-alam-semesta-teori.html , tersedia ...
· Tafsir depag, online
· Tafsir depag, online
· Tafsir depag, online
· Harun Yahya (Penciptaan Alam Semesta)
Alkitab (Bible) dalam Kitab Kejadian
Komentar
Posting Komentar